STEPHANIE NATASHA

What's inside my head...

You were born an original. Don't die a copy.
-- John Mason

About Me

My photo
This one is an old blog of mine that i wont ever touch anymore. Please kindly visit my new blog: stashionery.wordpress.com thx all

Thursday, November 12, 2009

Ortodoksi Ortopathi Ortopraksis


A.     Ortodoksi
Orthodoksi berasal dari dua kata Yunani, yaitu orthos yang berarti “benar” dan doxa yang berarti yang secara harafiah berarti “kemuliaan, penghormatan, ibadah serta pendapat”. Sehingga, arti frasa ini berarti ajaran lurus atau ajaran benar tentang Allah yang berimplikasi pada sebuah usaha pemahaman kebenaran yang pada gilirannya terwujud dalam pola tingkah yang menjadi kepujian bagi Allah.

Contohnya: seseorang Kristen yang benar adalah seorang Kristen yang memiliki pemahaman yang benar, bukan hanya secara informatif, namun juga secara empiris. Bukannya hanya tahu siapa itu Tuhan, tetapi juga mengenal dan memahami siapa Tuhan, melalui pembacaan Alkitab dan ibadah yang benar, ia akan berusaha untuk mengerti seraca keseluruhan tentang Alkitab. Bukan hanya asal dengar potongan-potongan firman yang ia terima secara acak, lalu kemudian ia gabungkan menjadi suatu pengertiannya sendiri, dan kemudian memakai pengertiannya tersebut untuk menjalani kehidupannya. Ia juga tidak tinggi hati dan merasa diri tahu persis apa mau Tuhan hanya karena ia banyak memiliki pengenalan (informatif) tentang Alkitab. Ia selalu menjalankan doa yang benar untuk mencari siapa Tuhan dan apa mau Tuhan, dan memercayai bahwa Tuhan memang hanya sejauh doa.

A.     Ortopathi
Orthopathi berasal dari dua kata Yunani, yaitu orthos yang berarti “benar” dan pathos yang berarti “afeksi, sikap hati, dan keinginan”. Frasa ini berarti sikap hati yang berarti lurus atau benar terhadap Allah. Hikmat untuk memiliki sikap hati yang lurus terhadap Allah hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang takut akan Tuhan.

Contohnya: seseorang dengan pemahaman yang benar (ortodoksi) akan tumbuh menjadi orang yang memiliki sikap hati yang benar juga (orthopathi) yang akan selalu menjalani dan menghayati ke-Kristen-an secara tulus dan penuh pengucapan syukur. Ya, ia menitikberatkan segala pelayanan dan ketaatannya pada rasa ucap syukurnya terhadap Allah, bukan dengan keinginan untuk mendapat berkat, apalagi hanya sekadar mengisi kekosongan. Ia beribadah dengan suatu niat yang tulus, ia berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan bukan karena ia takut akan doa, melainkan karena ia takut akan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-seharinya dengan sesama manusiapun, ia selalu menjalani dengan penuh ketulusan, dan bukan karena niat-niat dan maksud yang lain.

B.     Ortopraksis
Orthopraksis berasal dari dua kata Yunani yaitu orthos yang berarti “benar” dan praxis yang berarti “tindakan atau kerja”, yang artinya tindakan yang benar berdasarkan terang kebenaran Allah. Pembentukan pemahaman yang benar tidak dapat dipisahkan dari ungkapan praktis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pelayanan.
                                 
Contohnya: Pemahaman yang benar (orthodoksi) akan menumbuhkan yang namanya sikap hati yang benar (orthopathi) dan kemudian akan bertumbuh lagi ke arah tindakan yang benar (orthopraksis). Tindakan yang benar dalah tindakan yang didukung oleh pemahaman dan pengalaman kehidupan bersama Allah, misalnya ia tidak akan tumbuh dalam keKristen-an yang verbal tanpa diikuti dengan iman dan perbuatan, misalnya ia tidak suka mengucapkan kata-kata Puji Tuhan, Haleluya, Syalloom, dan berbagai kata atau frasa lain yang menunjukan ke-Kristen-an dengan sembarangan. Jika memang, ia mengucapkan kata-kata seperti itu, ia pasti mngucapkannya pada tempat, situasi, kondisi, dan pemahaman yang tepat. Contoh lainnya adalah gereja-gereja yang memiliki pemahaman yang benar (ortodoksi) akan mempraktekan kebenaran juga (orthopraksis) yaitu dengan memberikan pengajaran akan hal-hal atau nilai-nilai ke-Kristen-an tanpa mengurangi atau menambahi apapun dari apa yang terfirman dalam Alkitab, dan tidak memberikan sedikitpun celah bagi faktor eksternal untuk mempengaruhi apa yang diajarkan dan ditanamkan oleh gereja tersebut kepada jemaatnya.



*semua definisi dikutip dari dapetza.blogspot.com

Tuesday, October 13, 2009

Take me as I am

Hhmmm, how should I start it from?? For me, it's quite hard to define myself.. I am just an ordinary college girl, who live in regular circumstances as the other girls do. It's only my personal values that differs me to them.

Some people say I am stubborn, but some others say it's just a way I secure my principles.. Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm arrogant, but some others it's just my confindence in a different way.. Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am..

Some people say I'm optimistic, but some others say I'm just tricky enough to hide my fear.. Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm extrovert, but some others say it's just a way i wrap my real feelings... Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm pliant, but some others know it's just a moment when I'm bored yet to be stiff... Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm boyish and like to freak out, but some others say I'm just less feminine than other girls... Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm easily adaptable, but some others know i won't let my self get close to people I might not adapt to... Which one do you choose? Get to know me, look into my values and thoughts, then take me as I am...

Some people say I'm tough and strong, but some others see me as a crybaby...

Those two kinds of people are right, and have seen me as I am,in exact ways... They just play different roles and meanings for me.. and it's just me, projecting my self in a different ways to each of them... Which one do you choose? Get to know me and play any roles to me.. Just see, how I will take you back as you are...

Monday, October 12, 2009

Analisa Perspektif Budaya - Minahasa


Suku Bangsa Minahasa, Sulawesi Utara dan Komunikasi Lintas Budaya

Propinsi Sulawesi Utara, sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wilayah pemukiman asal dari empat suku bangsa asli yakni orang Talaud, orang Sangihe, orang Mongondow, dan orang Minahasa. Keempat suku bangsa asli Sulawesi Utara ini masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri jauh sebelum mereka memeluk agama-agama tertentu yang dibawa masuk dari luar. Orang Mongondow sekarang ini mayoritasnya adalah sebagai penganut Islam, sementara ketiga suku bangsa lain sebagian besar sebagai pemeluk agama Kristen.
Sejalan dengan perkembangan sejarah, masuklah sejumlah besar suku-suku Nusantara ke Sulawesi Utara. Ada yang mulanya langsung datang sebagai bagian aktif dari kontak-kontak ekonomi, agama, budaya, dan politik, ada pula yang masuk sebagai bagian interaksi antara bangsa-bangsa dari daratan Eropa dengan suku-suku bangsa Nusantara lainnya. Di samping itu, masuk pula beberapa bangsa Asia seperti orang Arab, India, Cina, dan Jepang.
Sejak awal persentuhan budaya antara Sulawesi Utara dengan pihak luar, tanah Minahasa sudah menjadi arena kontak budaya yang semakin lama semakin intensif. Kehadiran bangsa-bangsa asing (Barat dan Asia) yang memilih Minahasa sebagai pancangan kaki menyebabkan daerah itu tumbuh menjadi suatu pusat pertumbuhan kebudayaan yang baru. Apalagi dengan dipilihnya Manado sebagai pusat pemerintahan sejak masa awal kolonial menjejakkan kakinya di Sulawesi Utara. Peranan Minahasa (dengan Manado sebagai kota pusat pemerintahan Sulawesi Utara, Gorontalo, hingga Sulawesi Tengah) menjadi semakin besar.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa jauh sebelum masuknya pengaruh Barat, tata hubungan sosial di Sulawesi Utara sudah berciri nasional. Dan dengan masuknya bangsa-bangsa Barat dan Asia tersebut di atas, menyebabkan kebudayaan dan masyarakat di Sulawesi Utara berciri internasional.
Dalam hal ini dapat kita lihat dengan jelas, bahwa sejak zaman dulu, masyarakat Minahasa sudah tidak asing lagi dengan budaya luar, dan komunikasi antar budaya juga sudah sering dilaksanakan. Masyarakat Minahasa adalah bangsa yang memiliki pikiran yang terbuka dan individualis yang memungkinkannya untuk berkomunikasi lintas budaya dengan cukup mudah.


Followers